Selasa, 05 Juni 2012

ekonomi syariah


Hakikat dan Ruang Lingkup EI
  1. Ilmu Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
  2. Ilmu Ekonomi Modern adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan alternatif (Prof. Robin).
    Sumber EI : Al-Qur’an, 2. Al-Hadits, 3. Ijma’, 4. Qiyas, dan Prinsip-prinsip hukum lainnya.
    Faham-faham Ekonomi:
  1. Faham Materialisme; menempatkan materi di atas segalanya, memandang materi sebagai satu-satunya faktor kebahagiaan hidup. Akibatnya, mengabaikan nilai-nilai non material, sep. kasih sayang, persaudaraan, tolong menolong dsb.nya.
  2. Faham Konsumerisme; menganggap bahwa kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan uang, tidak jadi soal dari mana uang tersebut. Hal ini menumbuhkembangkan sifat menghalalkan segala cara, menempatkan uang seb. Tuhannya. Akibatnya, KKN meraja lela.
  3. Faham Sekulerisme; membeda-bedakan antara urusan dunia dan agama. Mis. Shalat itu ketika di masjid, agama itu urusan pribadi dengan Tuhan. Jangan membawa keimanan ke tempat kerja.
 perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional

Ekonomi Islam
Ekonomi Konvensional
Konsisten dengan prinsip-prinsip Islam, sukses dunia akhirat
Mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan, waktu terbatas di dunia saja
Bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah
Berdasarkan pada hal-hal yang bersifat positivistik
Menekankan pada konsep need
Kurang megarahkan want dan need
Keseimbangan antara konsumen dan produsen
Semata-mata mengutamakan keuntungan


Sabtu, 02 Juni 2012

teori probabilitas


Dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit untuk memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di atas. Jika terkait dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan apakah tahun depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan suatu ujian, juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain sebagainya. Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau Uncertainty. Dengan demikian, peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas merupakan “derajat kepastian” untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara nol sampai dengan satu, di mana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika dan digunakan secara lebih luas tidak hanya dalam matematika atau statistika tapi juga keuangan, sains, dan filsafat. Dengan konsep probabilitas tersebut, maka akan dapat diusahakan untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik dari populasi dengan menggunakan data sampel. Proses penarikan kesimpulan populasi atas dasar data sampel sering disebut dengan “induktif”.

Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi. misalnya matahari yang masih terbit di timur sampai sekarang. sedangkan suatu kejadian mempunyai nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. misalnya seekor kambing yang melahirkan seekor sapi.

Probabilitas/Peluang suatu kejadian A terjadi dilambangkan dengan notasi P(A), p(A), atau Pr(A). Sebaliknya, probabilitas [bukan A] atau komplemen A, atau probabilitas suatu kejadian A tidak akan terjadi, adalah 1-P(A). Sebagai contoh, peluang untuk tidak munculnya mata dadu enam bila sebuah dadu bersisi enam digulirkan adalah 1-1/6=5/6

Dengan menggunakan konsep probalilitas, maka dapat diusahakan untuk menjawab peristiwa-peristiwa yang belum dapat dipastikan. Misalnya terkait dengan teori permintaan, jika harga suatu barang dinaikkan sebesar Rp. 500,00, maka permintaan terhadap barang tersebut dapat turun sebesar 20 unit, atau 25 unit, atau 30 unit dan lainnya. Jika sebuah dadu dilempar satu kali, maka muka yang tampak dapat mata 1, mata 2, mata 3, mata 4, mata 5 atau mata 6. Untuk menjawab peristiwa tersebut hanya dapat dilakukan dengan derajat kepastian, yaitu mulai sebesar nol sampai dengan satu (0 <= probabilitas <= 1). 

contoh soal teori probablitas dapat didownload di exercise 1 dan excercise 2