Selasa, 29 Mei 2012

RIP


  1. APA ITU RIP ?
protokol routing dinamik yang berbasis distance vector, digunakan sejak tahun 1970-an. digunakan dalam jaringan berbasis lokal dan luas
Ciri – ciri :
  • menggunakan Protokol udp pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router.
  • menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan hop.
  • membutuhkan waktu untuk melakukan converge.
  • membutuhkan power cpu yang rendah dan memory yang kecil daripada protokol lain
  • menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ), tidak dapat mengatur classless routing.
  • Biasanya menggunakan sebuah algoritma routing di mana setiap router secara periodik mengirimkan update routing kepada semua tetangga (neighbor) dengan cara mem-broadcast seluruh isi tabel routing.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: ripv1, ripv2, dan ripng.
a. RIP V1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, menggunakan jumlah hop sebagai ukuran metric. Artinya jika ada dua router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metric nya adalah 2 untuk subnet tersebut. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet dan kurang dukungan untuk variable length subnet mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
Karakteristik RIPv1:
-          merupakan distance vector routing protocol
-          classful routing protocol
-          max hop count:15. 16 -> unreachable
-          periodic update: 30s
-          update dikirim secara broadcast(255.255.255.255)
-          mendukung equal cost load balancing. Secara default adalah 4 path, sedang max path: 6
-          menjalankan auto-summary secara default
-          paket yang dikirim berjenis UDP dengan nomor port 520
-          bisa mengirimkan paket update RIPv1 dan menerima paket update RIPv1 & v2
-          AD: 120
-          Pada proses update semua table routing table akan di kirimkan ke router Neighbors
Pada saat instalasi, router-router yang menjalankan RIP akan membroadcast paket request kepada router lain yang isinya adalah meminta network-network yang dimiliki router lain. Router lain yang menerima paket request akan mengirimkan respon. Setelah itu mereka baru bertukar-tukaran info network yang dimiliki.
untuk mengaktifkan RIP:
config# router rip
untuk menyertakan directly connected network mana saja yang akan disebar:
config-router# network {classful-network-address | network-address}
b. RIP V2
Merupakan pengembangan dari RIPv1 karena RIPv1 dirasakan tidak cukup memenuhi kebutuhan untuk jaringan komputer yang semakin banyak dan berkembang pesat. RIP versi 2 tetap mempertahankan fitur yang digunakan oleh RIP versi 1 tetapi RIP versi 2 sudah menggunakan protokol classless dan mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask). Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop tetap 15. Ripv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal. Perbedaannya adalah RIPV2 tidak bisa menerima update dari RIPV1.
c. RIPng
Ripng (RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari ripv2 untuk mendukung ipv6, generasi berikutnya Internet Protocol.
Batasan.
  • Hop count tidak dapat melebihi 15, jika melebihi akan dianggap tidak sah.
  • Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
  • Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP version 1.
  • RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah
  1. PERBEDAAN, KELEBIHAN RIPv1 DAN RIPv2
Perbedaan
RIPv1
RIPv2
Protokol classfull Distance Vector, yaitu tidak semua kelas bisa diroutingkan, hanya kelas tertentu saja yang dikirimkan
Protokol classless, yaitu protokol routing yang mendukung routing untuk semua kelas.
Belum mendukung VLSM, tidak mengirimkan subnet mask pada update table routing.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask), fitur untuk mendukung pengiriman subnet mask pada update tabel routing, sehingga proses routing menjadi lebih tepat.
  • Update routing tiap 30 detik dengan broadcast 255.255.255.255.
  • Waktu konvergen biasanya tiap 3-5 menit
Menggunakan update routing multicast dengan IP Multicast 224.0.0.9, daripada harus routing untuk seluruh jaringan 255.255.255.255, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk routing menjadi lebih cepat.
Metric menggunakan jumlah hop
Menyertakan ip address hop router berikutnya pada tabel routingnya.
Tidak dapat menggunakan autentifikasi
Dapat diberi autentifikasi antar router, dengan member password pada setiap router yang saling berhubungan.

Kelebihan
RIPv1 :
  • RIPv1 dapat digunakan untuk protokol classfull, jika terdapat pada jaringan dengan skala kecil.
  • Sumber daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
RIPv2 :
  • RIP v2 dapat digunakan untuk protokol classless, untuk semua kelas.
  • Pengiriman informasi routing lebih tepat karena menyertakan subnet mask saat update tabel routing.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk update routing lebih cepat karena tidak semua jaringan 255.255.255.255 di-broadcast.
  • Autentifikasi dapat memberikan keamanan pada router saat update routing, dengan memberikan ijin berkomunikasi dengan router-router tertentu menggunkan password.
Jadi intinya pada RIPv1 tidak memandang subnet, tetapi memandang class. RIPv1 tidak dapat berkomunikasi dengan RIPv2 karena RIPv2 hanya memandang subnet dan RIPv2 tidak dapat berkomunikasi dengan Network yang di luar subnetnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar