Kehidupan
selalu mengalir seperti sungai di antara 2 tepian. Alirannya mengalir
begitu deras melewati bebatuan terjal dan air terjun yang bergelora.
Lalu sang sungai perlahan-lahan melebar dan meluas, hingga tepiannya
semakin menjauh serta air yang mengalir lebih tenang dan akhirnya
menuju ke lautan yang luas.
Itulah
perjalanan hidup kita. Rangkaian kegagalan dan kesuksesan,
penderitaan dan kebahagiaan. Semuanya selalu mengalir beriringan dan
merupakan rangkaian peristiwa dalam setiap episode kehidupan yang
terus mengalir, sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan
(menghadap Allah).
Hope
atau harapan adalah
perasaan ketika kita benar-benar menginginkan sesuatu terjadi.
Menurut Roslina Verauli, M.Psi, harapan itu seperti membangun
cita-cita ke depan. Harapan adalah pandangan ideal setiap orang.
Harapan itu sangat penting karena membantu kita untuk mencapai
cita-cita yang lebih besar lagi. Ketika kita sudah berusaha, kita
akan mendapatkan hasilnya. Hasil itulah yang disebut kenyataan.
Dalam
menempuh perjalanan hidup, manusia tidak akan pernah luput dari
kemenangan dan kekalahan. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya silih
berganti bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar, kadang berada
di atas dan kadang di bawah. Namun jika kita menjalani hidup ini
dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan penuh rasa syukur, maka kita
tidak akan pernah mengalami SAAT DI BAWAH, karena kita akan tetap
merasa senang dan nyaman di manapun posisi kita berada.
Jalanilah
hidup ini seperti air yang terus mengalir melewati bebatuan yang
terjal dan mengarungi air terjun yang bergelora. Tidak selamanya
kemenangan itu indah dan tidak selamanya pula kekalahan itu
menyedihkan. Saat kita menang, namun kemenangan itu justru membawa
kita pada kesombongan. Maka sesungguhnya kita berada dalam KEKALAHAN
YANG LUAR BIASA. Begitu pula sebaliknya, saat kita sedang kalah namun
kita mempunyai semangat yang tinggi untuk bangkit, maka pada saat itu
pula kita telah menjadi PEMENANG YANG SEBENARNYA.
Banyak
hal yang kelihatan begitu indah dan semuanya telah kita rencanakan.
Namun kadang rencana itu sama sekali tidak ada yang terwujud karena
Allah tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita. Kemudian Dia
mengganti rencana kita dengan rencanaNya yang jauh lebih sempurna.
Allah pun berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS Al Baqarah: 216).
Ketika
kenyataan yang kita dapat belum sesuai dengan harapan, janganlah
bersedih
dan larut dalam keterpurukan.
Ada hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai proses evaluasi.
1.
Have we done our
best?
Tidak
pernah berhenti untuk bertanya pada diri sendiri. Ketika kita mau
mewujudkan harapan kita, tanya kepada diri sendiri, apakah yang perlu
disiapkan? Ketika sudah berusaha dan ternyata kenyataan tidak sesuai
harapan, lagi-lagi, tanya ke diri sendiri, apakah usaha kita sudah
maksimal?
2.
Introspeksi, introspeksi, introspeksi
Tidak
pernah ada orang yang berhasil tanpa pernah gagal. Cari tahu terus
kekurangan yang membuat kita gagal. Jangan pernah menyerah untuk
mengevaluasi diri.
3.
Don't blame
Jangan
pernah menyalahkan diri sendiri maupun orang lain. Jangan berfokus
untuk mencari-cari kesalahan, menyesalinya tanpa mau memperbaikinya.
Waktu dan energi kita bisa habis hanya untuk itu. Tidak menyalahkan
diri sendiri bukan berarti tidak mengakui kesalahan diri kita. Jika
kita memang salah, akuilah dan jangan menjadikan orang lain kambing
hitam dari kesalahan kita.
4.
Be Flexible!
Orang
yang sukses adalah orang yang fleksibel. Maksudnya, kita harus bisa
menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar. Orang yang fleksibel bisa
mengambil pelajaran atas kegagalan-kegagalan kemarin. Mengubah pola
pikir kita terhadap sesuatu itu sangat penting. Yang penting, kita
masih tetap jadi diri sendiri ketika menyesuaikan tingkah laku kita
dengan kondisi yang berbeda.
Adanya
kegagalan dan cobaan yang menghadang bukan untuk membuat kita
berpaling dariNya namun untuk lebih mendekatkan diri kita kepadaNya.
Karena Allah rindu dengan doa orang-orang yang beriman. Rasulullah
pun bersabda: “Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji
agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya).” (HR.
Al-Baihaqi).
Adanya
rasa khawatir dan cemas bukan untuk membuat kita menjadi orang-orang
yang penakut dan mudah menyerah, tapi untuk membuat kita menjadi
orang- orang yang selalu SIAP dan WASPADA dengan perbuatan yang akan
kita lakukan. Hidup adalah anugrah terindah. Sungguh begitu banyak
waktu yang terbuang apabila kita hanya mengeluh, bersedih, dan larut
dalam keterpurukan. “After
a storm comes a calm”.
Badai pastilah berlalu, Yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada
kemudahan atau jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman:
“Sesungguhnya bersama
setiap kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al Insyirah : 6).
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang- orang yang beriman”.
(Q.S
Ali Imran:
139). “Dan jangan
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
(Q.S Yusuf: 87)
Oleh
sebab itu, apapun yang terjadi kita harus yakin bahwa itu hanyalah
salah satu sisi dari kehidupan. Dengan diimbangi sikap untuk selalu
BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta BERDOA, maka kita pasti
akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu itu ada masanya. Ada
saat di mana kita harus berusaha keras untuk ‘menanam’ dan akan
tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah yang telah
kita lakukan.
Marilah
kita terus berbenah dan berbenah untuk mempersembahkan apa yang
TERBAIK dalam hidup ini. Dengan kemuliaan hati dan semangat pantang
menyerah, di manapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Selama Allah
tetap menjadi tujuan hidup kita, maka kita pasti akan selalu berada
dalam ketenangan dan kebahagiaan. Seperti doa yang sering kita
panjatkan, “Bahagia Dunia Akhirat”.
“Hai
orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar”. (Q.S Al
Baqarah: 153). "Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal.”
(Q.S At Taubah: 129).
sumber :
http://miftakhurriza.blogspot.com/2010/02/saat-harapan-tidak-sesuai-dengan.htmlhttp://www.kawankumagz.com/read/ketika-kenyataan-enggak-sesuai-harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar