Kamis, 06 Desember 2012

Ketika Kenyataan Tidak Sesuai Harapan


Kehidupan selalu mengalir seperti sungai di antara 2 tepian. Alirannya mengalir begitu deras melewati bebatuan terjal dan air terjun yang bergelora. Lalu sang sungai perlahan-lahan melebar dan meluas, hingga tepiannya semakin menjauh serta air yang mengalir lebih tenang dan akhirnya menuju ke lautan yang luas.
Itulah perjalanan hidup kita. Rangkaian kegagalan dan kesuksesan, penderitaan dan kebahagiaan. Semuanya selalu mengalir beriringan dan merupakan rangkaian peristiwa dalam setiap episode kehidupan yang terus mengalir, sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan (menghadap Allah).
Hope atau harapan adalah perasaan ketika kita benar-benar menginginkan sesuatu terjadi. Menurut Roslina Verauli, M.Psi, harapan itu seperti membangun cita-cita ke depan. Harapan adalah pandangan ideal setiap orang. Harapan itu sangat penting karena membantu kita untuk mencapai cita-cita yang lebih besar lagi. Ketika kita sudah berusaha, kita akan mendapatkan hasilnya. Hasil itulah yang disebut kenyataan.
Dalam menempuh perjalanan hidup, manusia tidak akan pernah luput dari kemenangan dan kekalahan. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya silih berganti bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar, kadang berada di atas dan kadang di bawah. Namun jika kita menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan penuh rasa syukur, maka kita tidak akan pernah mengalami SAAT DI BAWAH, karena kita akan tetap merasa senang dan nyaman di manapun posisi kita berada.
Jalanilah hidup ini seperti air yang terus mengalir melewati bebatuan yang terjal dan mengarungi air terjun yang bergelora. Tidak selamanya kemenangan itu indah dan tidak selamanya pula kekalahan itu menyedihkan. Saat kita menang, namun kemenangan itu justru membawa kita pada kesombongan. Maka sesungguhnya kita berada dalam KEKALAHAN YANG LUAR BIASA. Begitu pula sebaliknya, saat kita sedang kalah namun kita mempunyai semangat yang tinggi untuk bangkit, maka pada saat itu pula kita telah menjadi PEMENANG YANG SEBENARNYA.
Banyak hal yang kelihatan begitu indah dan semuanya telah kita rencanakan. Namun kadang rencana itu sama sekali tidak ada yang terwujud karena Allah tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita. Kemudian Dia mengganti rencana kita dengan rencanaNya yang jauh lebih sempurna. Allah pun berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216).
Ketika kenyataan yang kita dapat belum sesuai dengan harapan, janganlah bersedih dan larut dalam keterpurukan. Ada hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai proses evaluasi.
1. Have we done our best?
Tidak pernah berhenti untuk bertanya pada diri sendiri. Ketika kita mau mewujudkan harapan kita, tanya kepada diri sendiri, apakah yang perlu disiapkan? Ketika sudah berusaha dan ternyata kenyataan tidak sesuai harapan, lagi-lagi, tanya ke diri sendiri, apakah usaha kita sudah maksimal?
2. Introspeksi, introspeksi, introspeksi
Tidak pernah ada orang yang berhasil tanpa pernah gagal. Cari tahu terus kekurangan yang membuat kita gagal. Jangan pernah menyerah untuk mengevaluasi diri.
3. Don't blame
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri maupun orang lain. Jangan berfokus untuk mencari-cari kesalahan, menyesalinya tanpa mau memperbaikinya. Waktu dan energi kita bisa habis hanya untuk itu. Tidak menyalahkan diri sendiri bukan berarti tidak mengakui kesalahan diri kita. Jika kita memang salah, akuilah dan jangan menjadikan orang lain kambing hitam dari kesalahan kita.
4. Be Flexible!
Orang yang sukses adalah orang yang fleksibel. Maksudnya, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar. Orang yang fleksibel bisa mengambil pelajaran atas kegagalan-kegagalan kemarin. Mengubah pola pikir kita terhadap sesuatu itu sangat penting. Yang penting, kita masih tetap jadi diri sendiri ketika menyesuaikan tingkah laku kita dengan kondisi yang berbeda.
Adanya kegagalan dan cobaan yang menghadang bukan untuk membuat kita berpaling dariNya namun untuk lebih mendekatkan diri kita kepadaNya. Karena Allah rindu dengan doa orang-orang yang beriman. Rasulullah pun bersabda: “Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya).” (HR. Al-Baihaqi).
Adanya rasa khawatir dan cemas bukan untuk membuat kita menjadi orang-orang yang penakut dan mudah menyerah, tapi untuk membuat kita menjadi orang- orang yang selalu SIAP dan WASPADA dengan perbuatan yang akan kita lakukan. Hidup adalah anugrah terindah. Sungguh begitu banyak waktu yang terbuang apabila kita hanya mengeluh, bersedih, dan larut dalam keterpurukan. “After a storm comes a calm”. Badai pastilah berlalu, Yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan atau jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman: “Sesungguhnya bersama setiap kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah : 6).
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang- orang yang beriman”. (Q.S Ali Imran: 139). “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S Yusuf: 87)
Oleh sebab itu, apapun yang terjadi kita harus yakin bahwa itu hanyalah salah satu sisi dari kehidupan. Dengan diimbangi sikap untuk selalu BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta BERDOA, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu itu ada masanya. Ada saat di mana kita harus berusaha keras untuk ‘menanam’ dan akan tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah yang telah kita lakukan.
Marilah kita terus berbenah dan berbenah untuk mempersembahkan apa yang TERBAIK dalam hidup ini. Dengan kemuliaan hati dan semangat pantang menyerah, di manapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Selama Allah tetap menjadi tujuan hidup kita, maka kita pasti akan selalu berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Seperti doa yang sering kita panjatkan, “Bahagia Dunia Akhirat”.
Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal.” (Q.S At Taubah: 129).

sumber :
http://miftakhurriza.blogspot.com/2010/02/saat-harapan-tidak-sesuai-dengan.html
http://www.kawankumagz.com/read/ketika-kenyataan-enggak-sesuai-harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar