Cerita ini berawal dari kehidupan tiga orang wanita, yaitu Juli,
Emily, dan Lies. Ketiganya hidup berdekatan atau bertetangga. Juli
adalah tetangga depan rumah Emily, sedangkan Lies adalah tetangga
belakang rumah Juli. Walaupun bertetangga, mereka tidak begitu dekat,
hanya sekedar tahu atau sekedar menyapa saja. Ketiganya juga memiliki
status dan kehidupan yang benar-benar berbeda. Juli adalah seorang ibu
rumah tangga sejati yang ceria dengan tiga orang anak (Nico, Maretta,
dan Marcello) yang cukup banyak menyita perhatian. Selain menjadi ibu
rumah tangga, Juli juga membuka bisnis catering sebagai bisnis
sampingan, tapi anak tetap prioritas utama untuknya, meskipun kadang
benar-benar sangat merepotkannya. Lain Juli, lain pula dengan Emily.
Emily (31) adalah seorang wanita karir yang berstatus masih lajang. Ia
adalah wanita yang cukup sukses, modern, sangat sibuk setiap harinya,
cukup tegas, dan sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya karena
ia menjadi kepercayaan bosnya dalam mengurus berbagai hal dalam bisnis
perhiasan. Tapi sayangnya, kesuksesan dan kemapanannya dalam berkarir
malah membuatnya tidak ingin menikah dan berkomitmen dengan laki-laki.
menurutnya lebih enak hidup sendiri karena bisa memutuskan segala
sesuatunya tanpa campur tangan orang lain. Sedangkan Lies adalah seorang
guru SMU yang berstatus janda. Lies termasuk wanita yang pendia dan
terlihat selalu serius. Meskipun begitu, sebenarnya ia sangat suka
anak-anak dan sangat ingin sekali mempunyai anak. Tapi trauma dengan
pernikahannya di masa lalu membuatnya belum berani membuka hati untuk
laki-laki. mantan suaminya banyak melakukan kekerasan padanya saat ia
masih berstatus menjadi istrinya, Apalagi status janda yang disandangnya
serta pandangan negatif orang terhadap statusnya itu, membuatnya
semakin tertekan dan agak menutup diri terutama terhadap laki-laki.
Suatu hari, di hari yang panjang dengan berbagai aktivitas yang cukup
melelahkan, mereka akhirnya bisa melepaskan lelah di tempat mereka
masing-masing. Juli berada di rumah sakit, karena anaknya, Nico, sakit.
Emily berada di kamarnya, setelah mengurusi pekerjaan bersama bos
besarnya, Pak Richard, yang cukup cerewet. Dan Lies berada di rumahnya,
setelah menjenguk siswinya yang melakukan aborsi. Sebenarnya ketiganya
sama-sama merasa cukup lelah dengan kehidupan masing-masing yang dilalui
setiap harinya. Malam itu ada bintang jatuh. Dan tanpa sadar, mereka
mengucapkan sebuah keinginan dalam hati mereka masing-masing.
Keesokan harinya, ketika bangun dari tidur, mereka mendapati bahwa
mereka berada dalam tubuh yang berbeda. Juli berada dalam tubuh Lies,
Lies berada dalam tubuh Emily, dan Emily berada dalam tubuh Juli.
Ternyata tubuh mereka tertukar. ketika mereka bertukar tubuh inilah,
kejadian-kejadian heboh dan cerita-cerita seru tercipta.
Hari pertama mereka lalui dengan perasaan was-was dan agak cemas
karena apa yang mereka lakukan benar-benar berbeda dari kebiasaan mereka
sehari-hari. Tapi untuk hari-hari berikutnya mereka bertiga sepakat
untuk saling membantu satu sama lain, walaupun untuk menyesuaikan diri
dengan kehidupan masing-masing terasa sangat susah. Emily yang terbiasa
menangani berbagai tugas kantornya, terpaksa harus berusaha menjadi ibu
yang baik seperti yang biasa dilakukan Juli. Emily harus sabar
menghadapi ketiga anak Juli yang cukup merepotkan, mengurus suami Juli
(Kevin) yang kadang-kadang cuek, dan yang paling menyebalkan adalah
harus menghadapi mertua Juli yang super bawel. Emily yang terbiasa
melakukan segala sesuatunya dengan bebas, salah satunya yaitu merokok,
sudah tidak bisa bertingkah sembarangan seperti itu lagi karena tubuh
Juli sedang mengandung dan ia harus berperan menjadi ibu yang baik untuk
ketiga anak Juli. Sementara itu, Juli lebih santai dalam menghadapi
pertukaran tubuh itu. Walaupun ia tidak pernah memiliki pengalaman
mengajar, ia berusaha belajar untuk bisa menghadapi murid-murid Lies. Ia
juga harus menangani masalah siswi Lies (Kim) yang pintar tapi hamil di
luar nikah. Sedangkan Lies, agak kewalahan menangani urusan kantor yang
sama sekali tidak ia mengerti sebelumnya dan harus sering bersama bos
besar (Pak Richard) yang cukup cerewet. Ribet itu pasti. Nggak kebayang
deh gimana heboh, seru, dan lucunya tiga wanita ini menghadapi
pertukaran tubuh mereka.
Supaya lancar dalam melaksanakan perannya, mereka saling
berkomunikasi, bertukar informasi mengenai diri mereka masing-masing,
Mereka juga benar-benar saling membantu bila ada masalah dan berusaha
memecahkannya bersama-sama. Hal itu membuat mereka semakin hari semakin
dekat dan bersahabat. Mereka juga membawa perubahan yang lebih baik
untuk diri mereka sendiri yang sesungguhnya dan juga untuk diri mereka
yang tertukar itu.
Gaya mengajar Juli sebagai Lies lebih santai, dan tidak kaku lagi.
Juli sebagai Lies bisa menjadikan sosok Lies lebih ramah, peduli, dan
lebih terbuka dengan orang lain. Juli mempelopori demo bersama guru-guru
lainnya, agar sekolah memperhatikan, merangkul, dan bukannya menjauhi
siswanya yang bermasalah. Juli bisa dengan puasnya membalas rasa sakit
Lies pada mantan suami Lies (Orien) yang sempat datang dan bermaksud
ingin kembali. Dan Juli bisa membuat Lies dekat dengan seorang laki-laki
yang juga sama-sama guru, yaitu Moza. Sementara itu, Lies sebagai
Emily, bisa menangani pekerjaannya dengan baik, walaupun tetap dibantu
oleh Emily. Lies lebih bisa memahami bosnya. Dan Lies sebagai Emily juga
bisa mendekatkan sosok Emiliy dengan seorang pria yang sangat dikagumi
Emily, yaitu Gregory Surya. Lies yang sesungguhnya pun akhirnya bisa
menerima segala sesuatunya dengan lebih baik. Apalagi Lies juga bisa
membalaskan dendamnya dengan meng’hajar’ habis-habisan Orien, mantan
suaminya, dengan berbagai wawancara yang cukup sulit, sewaktu Orien
melamar pekerjaaan sebagai Manajer Marketing di perusahaan Emily. Kalau
Emily tadinya berpikir tidak ada manfaat sama sekali dan perubahan yang
berarti dengan menjadi Juli tapi ternyata, tanpa disadari, Emily lebih
memahami dan merasakan peran serta jasa seorang ibu yang sesungguhnya.
Emily juga menjadikan sosok Juli yang lebih tegas pada sekolah tempat
anaknya dididik dan dalam menasehati anak-anaknya. Apalagi saat Emily
sebagai Juli ulang tahun, ia mendapatkan surprise dari suami Juli
(Kevin), Ibu mertua Juli, anak-anak, dan kehadiran Lies serta Juli
sebagai sahabat. Di situ Emily merasakan cinta dan kehangatan keluarga
yang sesungguhnya. Dan itu membuat pandangannya selama ini tentang
pernikahan berubah.
Beberapa waktu kemudian, pada saat Emily dalam tubuh Juli akan
melahirkan di rumah sakit, jiwa mereka sempat bertukar-tukar lagi.
Setelah Emily, Lies sempat masuk dalam tubuh Juli. Untuk sesaat, Emily
dan Lies benar-benar tahu rasanya akan melahirkan itu seperti apa. Pada
akhirnya, mereka kembali ke tubuhmereka masing-masing. Pertukaran itu
membuat diri mereka yang sesungguhnya menjadi lebih baik. Sikap dan
pandangan hidup mereka juga berubah menjadi lebih baik lagi. Dan mereka
pun bersahabat sampai seterusnya, meskipun sudah kembali ke tubuh mereka
masing-masing.
Lucu, seru, dan haru. Tiga kata yang dapat mewakili dari buku ini.
Itulah sebabnya buku ini terasa menarik. Walaupun tema impian ‘bertukar
tubuh’ ini sering dibuat dalam sebuah cerita, tapi cerita dalam buku ini
disampaikan dalam bentuk yang berbeda. Secara tidak langsung, buku ini
banyak mengambil kisah yang sering terjadi dan dialami oleh masyarakat
atau bahkan orang-orang di sekeliling kita terutama wanita. Mulai dari
masalah pendidikan yang seharusnya sekolah bisa lebih memperhatikan dan
me’rangkul’ siswanya yang bermasalah, status janda yang masih dianggap
negatif di masyarakat, rasa trauma yang dialami karena kekerasan akibat
perceraian, serta pandangan seseorang dalam menilai sebuah penikahan.
Masalah-masalah tersebut pun bisa dilalui dan diatasi ketiga tokoh
dengan cara terbaik menurut mereka. Dan karena pertukaran tubuh itulah
mereka bisa bersahabat sampai seterusnya.
Kadang kita sering mengharapkan sesuatu dalam hati tapi kenyataan
yang ada malah benar-benar berbeda dari yang diinginkan. Oleh karena
itu, yakinlah bahwa itu hanyalah salah satu sisi dari kehidupan. Dengan
diimbangi sikap untuk selalu BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta
BERDOA, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu
itu ada masanya. Ada saat di mana kita harus berusaha keras untuk
‘menanam’, dan akan tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah
yang telah kita lakukan. jadilah orang yang fleksibel yang bisa
menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar. Orang yang fleksibel bisa
mengambil pelajaran atas kegagalan-kegagalan kemarin. Mengubah pola
pikir kita terhadap sesuatu dan masih tetap jadi diri sendiri ketika
menyesuaikan tingkah laku kita dengan kondisi yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar